As Iโm reaching to the mid-twenty, Iโve become increasingly aware of how romantic relationships are glorified everywhere, on social media and in everyday life.Many neglect friendship so they can spend more time with their romantic partner. At the same time, making adult friends become exponentially more difficult than it was when we are in school. In this book Dr. Foster emphasize that platonic relationship (friendship) still matters and how to make friends as an adult.
book Blogs
The Defining Decade: Tentang Periode Terpenting dalam Hidup, Dilema Orang Usia 20-an dan Cara Menyikapinya
Pada akhir bulan Mei kemarin, saya membaca buku The Defining Decade yang ditulis oleh Meg Jay. Sebagai seorang psikilog yang banyak menangani klien berusia 20-an, Jay membahas topik yang paling banyak digalaukan bagi orang di usia tersebut. Dalam buku ini Jay tidak hanya menekankan kenapa usia 20-an sangat penting untuk hidup kita, tapi juga memberikan saran apa saja yang bisa kita lakukan selagi masih pada rentang usia tersebut agar kita tidak menyesal kedepannya.
Bulan Mei kemarin saya membaca buku No Hard Feelings karya Liz Fosslien dan Mollie West Duffy. Lewat buku ini, Liz dan Molli mengajak pemaca untuk menormalisasi emosi dan perasaan di dunia kerja. Buku ini juga memberikan tips mengelola emosi di pekerjaan kita, serta menekankan bahwa mengekspresikan emosi itu perlu, dengan cara dan di waktu yang tepat.
Dua minggu pertama di bulan Juni saya habiskan untuk membaca Maybe You Should Talk To Someone. Buku ini memiliki daya tarik tersendiri buat saya karena lewat gaya bercerita yang ringan, Lori Gottlieb menceritakan kisah hidupnya sebagai terapis sekaligus sebagai seorang pasien terapi. Leat buku ini juga, Gottlieb banyak menguak hal-hal yang berhubungan dengan terapi, sekaligus menyelipkan teori-terosi psikologi dalam bahasa yang mudah dicerna orang.
In February and March 2023, I read a book that I've been wanting to read since a really long time: Digital Minimalism. In this second book of Cal Newport I read, he reveals how the psychological trick social media utilizes to capture our attention. Therefore he introduces a new philosophy to tackle this: Digital Minimalism. And this is what I've been trying to do over the past few years.
Tanggal 2 Januari 2023 kemarin, saya terjebak di dalam pesawat yang melintasi langit Medan - Jakarta selama 2.5 jam. Tidak banyak yang bisa dilakukan, jadi saya memutuskan untuk membaca seri The School of Life pertama saya: On Confidence. Topik yang cukup relate dengan saya pribadi, karena soal kepercayaan diri memang selalu jadi masalah utama buat saya. Dan alhasil, buku ini mengoreksi pemahaman saya soal kepercayaan diri itu sendiri!
Selama bulan April 2022, saya membaca buku Peak yang ditulis oleh Anders Ericsson dan Robert Pool untuk menguak, apa yang sebenarnya membedakan orang yang andal di bidangnya dengan orang-orang biasa, dan faktor apa saja yang membuat seseorang andal di bidang tertentu. Di buku ini, Erisson dan Pool menyimpulkan bahwa deliberate practice-lah yang membuat seseorang jago di bidangnya. Malahan, faktor talenta dan kecerdasan bawaan lahir hanya memberikan pengaruh sangat kecil.
Think Again merupakan buku yang sudah saya antisipasi untuk dibaca di bulan Maret ini. Ditulis oleh Adam Grant, buku yang terbit tahun lalu ini menuai banyak kiritik positif dan banyak dibicarakan oleh orang-orang. Di dalam buku ini, Adam Grant menegaskan pentingnya berpikir ulang dan mengubah pola pikir serta opini yang dirasa tidak lagi relevan. Kita seharusnya terus menerus merevisi pola pikir, pandangan dan opini-opini kita karena sejatinya manusia adalah makhluk pembelajar seumur hidup.
Pada bulan Februari yang lalu saya menghabiskan 24 hari membaca buku Mengapa Kita Tidur yang ditulis oleh Matthew Walker. Lewat buku ini, Walker mengupas habis-habisan mengenai tidur: apa yang terjadi saat kita tidur, khasiat yang diberikannya kepada manusia, serta apa yang terjadi bila kita melanggar mandat biologis ini. Buku ini sangat mengubah perspektif saya tentang tidur sehingga tidak berlebihan bila saya menobatkan buku ini sebagai salah satu buku terbaik yang saya baca tahun ini.
So Good They Canโt Ignore You : Kekeliruan dalam โFollow Your Passionโ
Bila saya ditanya, buku apa yang paling berpengaruh dan memberikan kesan mendalam sepanjang umur hidup saya, Educated bakal jadi salah satu jawaban saya. Betapa tidak, buku ini adalah buku nonfiksi pertama yang saya baca. Di bulan Januari 2020, sewaktu saya berusia 19 tahun, saya memutuskan untuk membaca buku ini dalam versi Bahasa Inggrisnya.
Saya menghabiskan 21 hari pada bulan Mei lalu untuk membaca buku War and Peace karya Leo Tolstoy. Sejauh ini, War and Peace merupakan buku tertebal yang saya baca di tahun ini, dengan tebal sebanyak 1000 halaman. Setelah saya selesai membaca buku ini, saya dibuat emosional oleh Leo Tolstoy. Tolstoy berhasil membuat saya terpukau bagaimana beliau mengemas sejarah terpenting yang mengubah Rusia dalam bentuk literatur yang paling fenomenal yang pernah ada.